AJARAN BUDDHA TENTANG BHAVANA
1.
Pengertian Bhavana
Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam
melaksanakan pembersihannya. Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir
sama dengan bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada
suatu obyek.
Samadhi yang benar
(samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan
kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik,
sedangkan samadhi yang salah (miccha samadhi) adalah pemusatan pikiran pada
obyek yang dapat menimbulkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan
bentuk-bentuk karma yang tidak baik. Jika dipergunakan istilah samadhi, maka
yang dimaksud adalah “Samadhi yang benar”.[1].
2. Macam-macam Bhavana
Bhavana dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Samatha
Bhavana, berarti pengembangan ketenangan batin.
2. Vipassana
Bhavana, berarti pengembangan pandangan terang.
Diantara kedua
jenis bhavana ini terdapat perbedaan. Perbedaan itu mencakup:
1. Tujuannya Samatha
Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai ketenangan.
Dalam Samatha Bhavana, batin terutama pikiran terpusat dan tertuju pada suatu
obyek. Jadi pikiran tidak berhamburan ke segala penjuru, pikiran tidak
berkeliaran kesana kemari, pikiran tidak melamun dan mengembara tanpa
tujuan.Dengan melaksanakan Samatha Bhavana, rintangan-rintangan batin tidak
dapat dilenyapkan secara menyeluruh. Jadi kekotoran batin hanya dapat
diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput hingga tertidur di tanah.
Dengan demikian, Samatha Bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat
konsentrasi yang disebut jhana-jhana, dan mencapai berbagai kekuatan batin.
Sesungguhnya pikiran yang tenang bukanlah tujuan terakhir dari meditasi.
Ketenangan pikiran hanyalah salah satu keadaan yang diperlukan untuk
mengembangkan pandangan terang atau Vipassana Bhavana.
Vipassana Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk
mencapai pandangan terang. Dengan melaksanakan Vipassana Bhavana,
kekotoran-kekotoran batin dapat disadari dan kemudian dibasmi sampai
keakar-akarnya, sehingga orang yang melakukan Vipassana Bhavana dapat melihat
hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya, bahwa hidup ini dicengkeram oleh
anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), dan anatta (tanpa aku yang kekal).
Dengan demikian, Vipassana Bhavana dapat menuju ke arah pembersihan batin,
pembebasan sempurna, pencapaian Nibbana.
Sesungguhnya “dalam
kitab suci telah ditulis bahwa hanya dengan pandangan terang inilah kita dapat
menyucikan diri kita, dan tidak dengan jalan lain”.
2. Obyeknya Obyek
yang dipakai dalam Samatha Bhavana ada 40 macam. Obyek-obyek itu adalah sepuluh
kasina, sepuluh asubha, sepuluh anussati, empat appamañña, satu
aharapatikulasañña, satu catudhatuvavatthana, dan empat arupa. Sebaliknya,
obyek yang dipakai dalam Vipassana Bhavana adalah nama dan rupa (batin dan
materi), atau empat satipatthana.
3.Penghalangnya Dalam
melaksanakan Samatha Bhavana, pada umumnya orang yang bermeditasi sering
mendapat gangguan atau halangan atau rintangan, yaitu lima nivarana dan sepuluh
palibodha. Dalam melaksanakan Vipassana Bhavana, terdapat pula
rintangan-rintangan yang dapat menghambat perkembangan pandangan terang, yang
disebut sepuluh vipassanupakilesa.[2]
Didalam sutta Bhikkhunupasaya,
Sang Buddha mengatakan, saat berlatih meditasi vipassanasementara
pikiran sedang kacau seperti; pikiran dibanjiri oleh kilesa (kekotoran
batin), batin bergolak oleh kilesa tersebut serta muncul
keenganan untuk melanjutkan latihan, maka pada saat demikian anda perlu
mengganti obyek (meditasi) dengan obyek-obyek yang “menyenangkan”. Objek-objek
yang menyenangkan itu seperti merenungkan sifat-sifat luhur dan kebijaksanaan
yang dimiliki oleh Sang Buddha, Dhamma atau Sangha. Bisa pula dengan
merenungkan dana-dana yang sudah anda lakukan atau penegakkan sila dalam
kehidupan sehari-hari.
http://hindudanbuddhadiindonesia20142.blogspot.com/2014/06/ajaran-buddha-tentang-bhavana.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar